BERITAKU.NET – Setiap kali melintasi Jalan Blora – Kunduran, tepatnya di sekitaran Pos Ngancar Tunjungan terdapat perumahan yang letaknya berada di sebelah barat dari jalan tersebut.
Tak seperti perumahan pada umumnya yang ramai penghuni, perumahan yang warga bilang dulunya bernama Tawangrejo Asri itu tampak sepi dan sunyi.
Dikutip dari Kompas.com, sebelum memasuki perumahan tersebut, terlihat empat buah toren atau tandon air berukuran besar, kemudian palang portal yang menghalangi akses keluar masuk ke dalam perumahan tersebut.
Sehingga hanya kendaraan roda dua yang bisa memasuki area perumahan itu.
Setidaknya ada 42 rumah yang telah dibangun di area kompleks sekitar 3 hektar tersebut.
Kondisi rumah-rumah itu juga tidak terurus, dinding tembok yang retak, plafon yang sudah jebol, bahkan banyaknya semak belukar seperti mengubur rumah-rumah yang berada di area tersebut.
Padahal akses menuju ke rumah-rumah tersebut tampak sudah dipaving dan kini akses jalan tersebut tampaknya malah digunakan warga untuk menuju ke ladang persawahan.
Perumahan tersebut masih berada di dalam wilayah Dusun Karangtawang, Desa Tawangrejo, Kecamatan Tunjungan, Kabupaten Blora, Jawa Tengah.
Perumahan tersebut dibangun sekitar tahun 2010 atau kurang lebih 15 tahun yang lalu.
“Diresmikannya sekitar tahun 2011,” ucap Kepala Dusun Karangtawang, Musiran saat ditemui Kompas.com, di Balai Desa Tawangrejo, Kecamatan Tunjungan, Kabupaten Blora, Jawa Tengah, Rabu (28/5/2025).
Dirinya menceritakan perumahan tersebut sempat ada pembelinya pada saat peresmian waktu itu.
Bahkan, pembeli rumah di perumahan tersebut juga mendapatkan sepeda motor.
“Saya ingat betul waktu itu pembeli pertama mendapatkan sepeda motor,” kata dia.
Namun, semakin lama, perumahan tersebut ditinggalkan oleh penghuninya. Padahal aliran listrik dan tandon air sudah dipasang di perumahan tersebut.
Banyak kabar beredar perumahan itu akhirnya mangkrak karena tidak adanya sumber air di area wilayah tersebut.
“Iya benar, perumahan itu mangkrak karena susah air,” ujar dia membenarkan kabar tersebut.
Selain karena tidak adanya sumber air, Musiran menambahkan perumahan tersebut sempat beberapa kali dilirik oleh calon pembeli. Tapi karena adanya hal mistis, calon pembeli tersebut urung membelinya.
“Ya memang terlihat angker, kabarnya sudah ada yang melihat lihat rumah tersebut, tetapi malah diperlihatkan sosok orang berjalan tanpa kepala, dan mereka tidak jadi beli,” terang dia.
Meski demikian, nyatanya perumahan tersebut masih membayar pajak bumi bangunan tiap tahun yang dibayarkan melalui balai desa setempat.
Musiran menyebut pajak yang dibayarkan oleh perumahan itu sekitar satu juta rupiah tiap tahunnya.
“Tapi yang jelas tiap tahun bayar pajak hampir satu juta rupiah,” jelas dia.
Dirinya mengatakan orang yang membayarkan pajak bumi bangunan perumahan tersebut bernama Sujat.
Sujat kata dia juga merupakan orang yang ditugaskan oleh pemilik perumahan untuk menjaga perumahan tersebut.
“Tapi dia sudah jarang menjaga perumahan itu karena kabarnya dapat jimat dari situ malah digunakan untuk jadi tukang pijat,” kata dia.