Bandung, Beritaku.net – PT PLN (Persero) melalui program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) konsisten mendorong pemberdayaan ekonomi masyarakat berbasis lingkungan. Komitmen ini diwujudkan melalui dukungan terhadap Bank Sampah Al-Kasyaf (BSA), mitra binaan PLN Peduli, yang kini mendapat pengakuan nasional sebagai model pengelolaan sampah berbasis pemberdayaan masyarakat.
Pengakuan tersebut disampaikan langsung oleh Menteri Koperasi dan UKM, Maman Abdurrahman, saat meresmikan program Perluasan Keterlibatan UMKM dalam Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di BSA, Cileunyi, Kabupaten Bandung, pada 19 Mei 2025 lalu. Dalam kesempatan itu, BSA secara resmi ditetapkan sebagai Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) oleh Kementerian Koperasi dan UKM.
“SPPG Cileunyi Al-Kasyaf dipilih karena memenuhi indikator sebagai SPPG ramah UMKM. Di sini, ekosistem MBG melibatkan pelaku usaha dari hulu ke hilir—dari pengolahan bahan pangan lokal, penyediaan jasa boga, hingga pengelolaan limbah. Ini model ekonomi kerakyatan yang berjalan nyata,” ujar Menteri Maman, jumat (22 /8/2025).
BSA merupakan penerima manfaat program PLN Peduli yang dijalankan oleh PT PLN (Persero) Unit Induk Transmisi Jawa Bagian Tengah (UIT JBT) sejak 2024. PLN UIT JBT menyalurkan dukungan strategis dalam bentuk sarana prasarana, pelatihan, dan penguatan kapasitas kelembagaan.
“PLN UIT JBT bangga bermitra dengan Bank Sampah Al-Kasyaf. Kolaborasi ini bukan hanya solusi terhadap persoalan lingkungan, tetapi juga instrumen penggerak ekonomi lokal yang inklusif dan berkelanjutan. Melalui program PLN Peduli, kami ingin memastikan bahwa manfaat pembangunan dan energi bersih dapat dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat,” jelas Handy Wihartady, General Manager PLN UIT JBT.
Melalui kolaborasi dengan PLN UIT JBT, Bank Sampah Al-Kasyaf mencatat pertumbuhan signifikan. Pendapatan meningkat hampir lima kali lipat, volume sampah terkelola melonjak menjadi 34 ton per bulan, dan wilayah layanan meluas hingga lintas kecamatan di Bandung Raya. Jumlah tenaga kerja lokal bertambah, konsumsi listrik meningkat seiring naiknya aktivitas produksi, dan jaringan nasabah berkembang pesat, termasuk kemitraan strategis dengan lebih dari 2.000 pedagang pasar. Kini, BSA juga menjadi pusat edukasi dan rujukan nasional dalam pengelolaan sampah berbasis masyarakat.
Capaian ini mendukung realisasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), terutama pada poin 1 (Tanpa Kemiskinan), 8 (Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi), 10 (Mengurangi Ketimpangan), dan 13 (Aksi terhadap Perubahan Iklim).
“Kami sangat bersyukur atas kepercayaan ini. Penetapan BSA sebagai SPPG menjadi motivasi besar bagi kami untuk terus menciptakan manfaat nyata, termasuk membuka lebih banyak lapangan kerja di wilayah Kabupaten dan Kota Bandung,” ungkap Prof. Giovani Van Rega, Ph.D., atau yang akrab disapa Mang Geo, Ketua Yayasan Al-Kasyaf.
Penetapan BSA sebagai SPPG oleh pemerintah semakin memperkuat kiprah lembaga ini dalam mendukung Program MBG secara langsung. Keterlibatan UMKM lokal dalam produksi dan distribusi makanan bergizi tidak hanya menggerakkan ekonomi rakyat, tetapi juga menciptakan peluang kerja dan memperluas perlindungan sosial.
“Kolaborasi kami dengan BSA adalah representasi dari visi PLN: tidak hanya menerangi negeri, tetapi juga menumbuhkan masa depan yang berkeadilan dan berkelanjutan,” tutup Handy Wihartady.