BLORA, (beritaku.net) – Kekeringan melanda hampir seluruh wilayah Kabupaten Blora. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) eks Oficio Sekretariat Daerah (Setda), Komang Gede Irawadi, melalui Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) BPBD Kabupaten Blora, Sri Wijanarsih, menyatakan bahwa Blora saat ini mengalami darurat kekeringan.
“Situasi di Blora saat ini adalah darurat kekeringan, yang telah berlangsung sejak Juli hingga September 2023. Hampir seluruh kecamatan di Blora mengalami kekeringan, kecuali Kecamatan Kradenan dan Todanan yang masih memiliki pasokan air yang cukup,” ujar Sri Wijanarsih, Kamis (28/09/2023).
“Sebanyak 14 kecamatan saat ini menghadapi kekeringan. Kecamatan Kradenan dan Todanan tidak termasuk karena sudah memiliki pasokan air yang mencukupi. Awalnya, kami mengusulkan 124 desa sebagai daerah darurat kekeringan, namun sekarang telah bertambah menjadi 185 desa,” tambahnya.
Menurut prakiraan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Sri mengatakan bahwa hujan diperkirakan akan turun di Blora pada bulan November sebagai respons terhadap fenomena El Niño. Meskipun begitu, BPBD tetap bersiap menghadapi kemungkinan kekeringan hingga akhir tahun.
“Kita tidak bisa memprediksi cuaca dengan pasti. Musim perubahan cuaca dapat membawa hujan atau tidak. Oleh karena itu, kita harus tetap siaga hingga akhir tahun,” jelasnya.
Sebagai upaya antisipasi terhadap kekeringan, BPBD bersama dengan berbagai pihak, termasuk CSR, lembaga, komunitas, dan dunia usaha, telah meluncurkan tanggap darurat dengan menyediakan pasokan air bersih di wilayah-wilayah yang terdampak kekeringan. Total 1337 tangki air atau setara dengan 6.685.000 liter air telah didistribusikan ke 185 desa dan 14 kecamatan, memberikan bantuan kepada 424.831 penerima dan 30.265 keluarga.
“Sebanyak 1337 truk tangki air sudah berhasil menyalurkan air bersih. Untuk tahun ini, kami telah menganggarkan dana sebesar Rp75 juta untuk mengatasi kekeringan,” imbuhnya.
Sri berharap bahwa Blora akan dapat menghadapi El Niño ini. Ia juga mengingatkan bahwa dampak dari kekeringan bisa berpotensi memicu kebakaran jika masyarakat tidak waspada. Oleh karena itu, ia mengajak seluruh masyarakat untuk menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas).
“Dampak dari kekeringan bisa menjadi risiko kebakaran jika kita tidak berhati-hati. Kami mengimbau agar masyarakat tidak membakar sampah sembarangan dan tidak membuang puntung rokok dengan sembarangan. Semoga kita dapat segera mengatasi masalah ini,” harapnya.***