YOGYAKARTA, (beritaku.net) – Sri Widiyorini yang merupakan salah seorang Local Hero dampingan Program Pemberdayaan Masyarakat (PPM) oleh Pertamina EP Cepu Field membagikan pengamalannya terkait Pertanian Sehat Ramah Lingkungan Berkelanjutan (PSRLB).
Hal tersebut disampaikannya saat diundang sebagai pembicara dalam rangkaian kegiatan Media Gathering Regional Indonesia Timur Subholding Upstream Pertamina di Hyatt Regency, Yogjakarta, pada Minggu (24/9/2023).
Perempuan yang akrab disapa Ninik itu mengatakan dalam menjalankan program PSRLB, kelompoknya tidak menggunakan semprot racun ataupun pupuk kimia sintetis.
Menurutnya, PSRLB difokuskan pada pertanian organik dengan menggunakan pupuk kompos sebagai pengganti pupuk kimia konvensional.
“Awalnya kami juga petani konvensional tapi Alhamdulillah sekarang sudah beralih ke petani organik,” kata dia saat berada di depan panggung.
Perempuan asal Desa Bajo, Kecamatan Kedungtuban, Kabupaten Blora, Jawa Tengah itu mengaku sejak tahun 2018, ia dan kelompoknya fokus membudidayakan bunga Telang secara alami, agar aman dan sehat untuk dikonsumsi bagi tubuh manusia.
“Karena belajar herbal jadi, kami tahu banyak manfaat dari bunga-bunga yang dulu dianggap bunga liar, ternyata banyak manfaat atau khasiat yang terkandung di dalamnya,” terang dia.
Perempuan berusia 43 tahun tersebut menjelaskan banyak sekali bunga Telang yang mudah dijumpai di wilayahnya.
Dengan memanfaatkan pertanian organik dan bunga Telang yang gampang ditemui, dirinya kemudian mencari tahu tentang nutrisi dan kandungan yang terdapat dalam bunga tersebut.
Ninik menjelaskan bunga Telang mengandung banyak nutrisi di antaranya vitamin A, vitamin C, Vitamin E, hingga adanya kolagen dan zat besi.
“Selain itu, bunga Telang juga mempunyai manfaat bisa menurunkan kolesterol, jadi baik juga untuk mata karena ada vitamin A, bunga Telang juga tinggi oksidannya,” ujar dia.
Dalam kegiatan tersebut, Ninik memamerkan salah satu produk olahan dari bunga Telang yaitu sirup bunga Telang.
Bunga Telang sendiri ternyata mampu diproduksi menjadi beberapa bentuk produk olahan makanan dan minuman, seperti minuman kebugaran, sirup bunga Telang, teh bunga Telang, nasi bunga Telang, hingga puding bunga Telang.
“Biasanya kami berikan kepada para balita yang ada di posyandu, ternyata bunga Telang itu bisa menurunkan stunting pada anak dengan dibikin puding,” ucap perempuan yang juga seorang kader PKK/ Pokja 3 yang membidangi kesehatan di wilayahnya.
Dari awalnya hanya beberapa orang yang fokus mengolah bunga Telang di Desa Bajo, untuk saat ini sudah ada sekitar 80 orang dari beberapa desa yang ikut memanfaatkan bunga Telang sebagai berbagai macam produk dan olahan.
“Karena bunga Telang itu murah dan mudah, dan banyak sekali di tempat kami, akhirnya kelompok kami menjadikan pengaruh getuk tular. Total ada sekitar 80an,” jelas dia.
Ia bersama kelompoknya juga sering mengikuti event agar olahan dari bunga Telang semakin dikenal luas dan bermanfaat bagi masyarakat.
Tak hanya fokus dengan bunga Telang, PSRLB dampingan Pertamina itu juga fokus terhadap pertanian organik dengan produk padi organik ‘Sri Organik’ yang menjadi langganan Pemkab Blora, hingga dijual di Jakarta, Bandung dan sekitarnya.
Dalam acara yang mengundang sekitar 100 jurnalis dari Jawa, Sulawesi hingga Papua itu, Ninik juga menyinggung terkait alasannya beralih dari pertanian konvensional yang menggunakan pupuk kimia ke pertanian organik tanpa tergantung pupuk kimia.
“Ya karena kondisi tanah sudah menurun kualitasnya akhirnya kita pindah ke organik,” jelas dia.
Tak lupa, ia mewakili kelompoknya yang ada di wilayah Blora, menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Pertamina yang telah memberikan pendampingan melalui PSRLB selama beberapa tahun belakangan ini.
“Saya di sini mewakili kelompok, berterima kasih kepada Pertamina, karena dengan adanya pelatihan petani organik juga herbal, berdampak pada meningkatnya perekonomian kami,” terang dia mengakhiri sesi diskusi.