BLORA, (beritaku.net) – Anggota Komisi IX DPR RI, Edy Wuryanto mendapatkan laporan melalui pesan WhatsApp maupun telepon terkait gagalnya uji kompetensi ribuan calon tenaga kesehatan (nakes).
Penyelenggaraan uji kompetensi pada Minggu, 20 Agustus lalu, harus ditunda karena tes yang berbasis computer atau CBT itu mengalami kendala.
Masalahnya, banyak peserta yang sudah mengeluarkan biaya pengujian dan akomodasi untuk datang ke tempat uji kompetensi.
Uji kompetensi merupakan tahapan yang harus dilalui oleh seorang lulusan sekolah kesehatan atau calon nakes untuk memenuhi persyaratan mendapat surat tanda registrasi (STR) maupun surat izin praktik (SIP).
Penyelenggara tes ini secara nasional, yakni asosiasi profesi kesehatan dan asosiasi perguruan tinggi melalui komite nasional uji kompetensi mahasiswa bidang kesehatan yang dibentuk oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Biaya pendaftarannya Rp 275.000 perorang.
“Biaya ini belum termasuk biaya perjalanan, penginapan, dan konsumsi selama berada di lokasi. Bagi mereka yang berada di kepulauan atau daerah 3T pasti biayanya lebih mahal untuk mencapai lokasi tes. Bagi mahasiswa tentu ini biaya yang tidak murah,” kata Edy berdasarkan keterangan tertulisnya, Senin (21/8/2023).
Legiselator dari Dapil Jawa Tengah III itu merasa prihatin dengan adanya masalah ini. Peserta sudah mempersiapkan diri hingga datang ke lokasi ujian.
Menurut cerita yang didapat Edy, mulanya server lambat lalu akhirnya malah mati total. Kejadian ini menimbulkan keresahan.
“Mereka yang mau ujian pasti sudah mempersiapkan diri dari jauh-jauh hari. Ini harus harus ada tanggung jawab dari penyelenggara,” desak Edy.
Edy meminta ada evaluasi kejadian ini. Keterangan kenapa gagalnya uji komptensi ini harus disampaikan kepada peserta dan disertai permohonan maaf.
Edy menambahkan bahwa uji kompetensi ini bertujuan untuk memastikan SDM kesehatan berkualitas. Namun sayangnya, sistem pengujiannya masih bobrok.
“Inginnya SDMnya baik tapi sistem yang dimiliki negara belum baik,” ujar dia.
Politikus PDI-Perjuangan ini memberikan saran agar dilakukan uji kompetensi ulang. Namun peserta tidak dikenakan biaya apapun.
Selanjutnya evaluasi atas kejadian ini dijadikan pembelajaran agar kejadian serupa tidak terjadi dikemudian hari.
“Jangan sampai hal memalukan ini terjadi lagi. Harus ada antisipasi sebelum diselenggarakan ujian,” tegas dia.